Senin, 21 Juni 2010

Kritik terhadap buku Abu Sangkan, PELATIHAN SHALAT KHUSYU'



Kritik terhadap buku Abu Sangkan, PELATIHAN SHALAT KHUSYU' Shalat sebagai meditasi tertinggi dalam Islam



Bagi Anda Yang Memiliki Buku Tersebut Silahkan Melihat Pada Halaman-halaman Berikut Untuk Dikoreksi !

Pernyataan-pernyataan Abu Sangkan;

Dalam halaman judul tertulis:

Pelatihan Shalat Khusyu'
Shalat sebagai meditasi tertinggi dalam Islam

Bantahan :
Kalimat shalat sebagai meditasi tertinggi dalam Islam Ini dapat mengandung makna bahwa ada meditasi-meditasi lain dengan berbagai tingkatan dalam Islam, karena sholat adalah meditasi yang tertinggi. Bisa jadi Puasa adalah meditasi terendah atau tersedang dalam Islam. Wallahu a'lam !

Halaman 35 alinea 1 Abu Sangkan mengatakan :
"Meditasi telah diminati oleh banyak orang diberbagai negara maju maupun berkembang, termasuk di Indonesia"

Bantahan :
Sholat ibadah yang utama dalam Islam. Dalam hal ibadah, Rasulullah selalu memerintahkan untuk harus berbeda dengan cara agama lain. Bukan mencontoh atau mengadopsi cara agama lain.

Halaman 46 alinea 4 pernyataannya :
Barangkali kita dapat mengambil pelajaran dari prinsip tai chi

Bantahan :
Tidak boleh mengambil pelajaran dari prinsip agama lain. Karena ini adalah masalah ibadah, kecuali ada keterangan atau dalil yang memerintahkan. Islam mempunyai prinsip dan jati diri yang berbeda dengan agama lain. Islam "ya'lu wala yu'la alaihi". Tidak ada adopsi atau kesetaraan Islam dengan agama lain.

Halaman 81 pernyataannya :
"Pikiran dan tubuh adalah bentuk padat dari bunyi sehingga di dalam latihan ini diharapkan setiap gerak merupakan salah satu cara menghubungkannya kepada Vibrasi yang lebih besar. Gerak yang bersatu dengan vibrasi alam serta vibrasi iman(keyakinan) yang dihubungkan dengan vibrasi kehendak Ilahi melalui nama-Nya yang agung".

Bantahan :
Saya tidak mengerti apakah maksud gerak yang bersatu tersebut, adalah adanya konsep penyatuan (wihdatul wujud, hulul). Wallahu a'lam !


Halaman 86 pernyataannya:
"Lepaskan pelan-pelan ruh Anda (Aku) lalu bergeraklah untuk hadir menuju Zat Yang Maha Tak Terhingga. Diamlah sejenak sehingga Anda merasakan betul pergerakan ruh itu mendesir keluar hingga muncul kesadaran".

Bantahan :
Abu Sangkan membiarkan ruh melanglang buana lepas dari jasad ketika kondisi sedang sholat, apakah ini dapat dikatakan khusyu' ? kenyataannya hanyalah pikiran yang berkonsentrasi membayangkan seakan-akan ruh keluar dari jasad.

Halaman 87 pernyataannya:
"Sebenarnya kita melakukan shalat adalah untuk melatih ruhani dan fisik, sebagaimana orang-orang melatih dirinya dengan meditasi yoga atau yang lainnya"

Bantahan :
Abu Sangkan banyak terinspirasi pola beribadah agama lain (tasyabbuh), di dalam Islam tidak dikenal istilah meditasi, tai chi, dan yoga

Halaman 132 pernyataannya :
"Ajaran ini bersifat pribadi" (maksudnya shalat khusyu': red)

Keterangan :
Abu sangkan mengakui sendiri bahwa ajarannya adalah awalnya bersifat pribadi ini sama artinya bahwa adalah hasil kreasi dan inovasinya menciptakan cara shalat baru [bid'ah] dengan versi atau caranya sendiri. Di dalam DVD-nya ia mengatakan : "Shalat khusyu' menurut paradigma kami", dan juga "Shalat khusyu' menurut teori kami".

Saya berharap mudah-mudahan ajaran Abu Sangkan tidak termasuk dalam 10 kriteria Majelis Ulama Indonesia (MUI) yang telah mengeluarkan fatwa sesatnya suatu ajaran , yaitu fatwa no.9 apabila; " Merubah, Menambah Dan Atau Mengurangi Pokok-pokok Ibadah Yang Telah Ditetapkan Oleh Syari'ah. Dan fatwa terbaru MUI bahwa Yoga adalah cara beribadah agama lain.


Halaman 98 pernyataannya :
Assalamu'alaika ayyihannabiyyu warahmatullahi wabarakaatuhu, dan Assalamu'alaina wa'ala 'ibadillahish shalihin. Ucapkanlah salam kepada ruh kita semua dan ruh hamba-hamba yang saleh yang berada di sisi Allah.

Bantahan :
Sepengetahuan saya setelah Rasulullah wafat, dalam tasyahud para sahabat tidak lagi mengucapkan "Assalamu'alaika ayyuhannabiyyu", tetapi mereka mengucapkan "Assalamu'alan nabiyyi", hal ini telah dijelaskan lewat hadits 'Aisyah lewat Bukhari No. 831, 835, 1202 dan Muslim no. 402.

Al Hafizh Ibnu Hajar berkata : "Pada sa'at Nabi masih hidup, para sahabat mengucapkan "Assalamu'alaika ayyuhannabiyyu" , tetapi setelah beliau wafat , mereka tinggalkan kata "ka" sehingga menjadi "Assalamu'alan nabiyyi". Wallahu a'lam !

Halaman 93. Praktek sujud. Pernyataannya :
"Lakukan sujud sehingga sempurna. Bagi laki-laki, kedua siku hendaknya agak direnggangkan dari pinggang. Demikian pula, hendaknya direnggangkan jarak antar kedua kaki. Sebaliknya bagi wanita, hendaknya merapatkan antara kedua kakinya. Bagi laki-laki, sebaiknya bersujud dengan perut agak terangkat. Sebaliknya bagi wanita, sebaiknya bersujud dengan lebih merapatkan perut dengan pahanya".

Bantahan :
Saya belum menemukan keterangan hadits shahih yang menjelaskan keadaan demikian, kecuali keterangan yang tidak ada asal usulnya dan dari Abu Sangkan. Wallahu 'alam !

Halaman 110. Alinea 1 dan 2; Abu Sangkan menerangkan cara pengobatan kepada seseorang yang menderita sakit. Pernyataannya :

"Amati terus sampai Anda mengetahui dengan jelas apa penyakit yang dideritanya atau sampai Anda mendapat petunjuk untuk kesembuhan si penderita. Jangan berhenti sebelum getaran itu berhenti sendiri. Kemudian ulangi sekali lagi agar daya itu betul-betul sudah selesai".

Bantahan :
Saya tidak tahu apakah itu dengan cara ruqyah versi Abu Sangkan ?Wallahu 'alam !

Halaman 95. Unsur tasawwuf (kasyaf) dan filsafat (akal dan logika) sangat kental mewarnai isi buku yang ditulisnya.

Bantahan :
Seharusnya apabila ada seseorang yang mengaku kasyaf, maka ia harus menguji kebenarannya dengan tuntunan al Qur'an dan as Sunnah shahihah, ijma' dan fiqh dari para Imam yang mu'tabar*. Sebab hasil kasyaf bukanlah sebagai syari'at tambahan. Karena Islam sudah sempurna. Tidak perlu penambahan syari'at. Agama memberikan kepada akal untuk membenarkan (tasdieq) atas wahyu, bukan akal yang menjustifikasi agama. Sehingga apabila ada hal agama yang tidak sesuai dengan akalnya maka di tolak. Atau dalam kata lain beragama berdasarkan akal saja. Wallahu 'alam !

*) menurut Syaikh Abdul Qadir Jailani (Tariqat Qadiriyyah) dan Syaikh Ahmad Sirhindi (Mujaddid, Tariqat Naqsabandiyah)

Halaman 90 :
Sebuah kisah terjadi pada peristiwa Sayyidina Ali, disa'at tubuhnya tertusuk anak panah. Beliau merasakan kesakitan ketika anak panah dicabut oleh sahabat yang lain. Karena tidak tahan dengan sakitnya, maka beliau memutuskan untuk shalat dua raka'at sambil memesan kepada sahabatnya: "Cabutlah anak panah ini di sa'at saya sedang shalat." Sungguh ajaib beliau tidak merasakan kesakitan sama sekali…..

Bantahan :
Bandingkan dengan sebuah kisah juga, bahwa Rasulullah menanyakan kepada para sahabat. "Barang siapa yang shalatnya bisa Khusyu', maka ia akan mendapat hadiah selendang dari saya", Kata Rasulullah. Maka shalatlah Sayyidina Ali. Setelah beliau shalat, maka beliau berkata kepada Rasulullah," Ya Rasulallah, sesungguhnya aku tidak bisa khusyu', sebab yang ada dalam benakku hanyalah hadiah selendang yang akan engkau berikan…..

*)catatan : Walaupun kedua kisah tersebut belum saya temui dalam kitab-kitab hadits. Tapi mudah-mudahan nanti dapat menemukan dari mana sumber dari kedua kisah tersebut.


Wallahu a'lam
Anwar Baru Belajar

Silahkan baca artikel yang sama :
http://www.abuayaz.co.cc/2010/05/penyimpangan-abu-sangkan-dengan-bukunya.html