Tampilkan postingan dengan label Bedah Buku. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Bedah Buku. Tampilkan semua postingan

Selasa, 13 Agustus 2013

MAJLIS TARJIH MUHAMMADIYAH MEMUTUSKAN BAHWA RU’YAHLAH YANG MU’TABAR



MASALAH HISAB DAN RU’YAH

مسألة الحساب والرؤية


الصوم والفطر بالرؤية ولاما نع با لحساب لحديث : صُوْمُوْا لِرُؤْيَتِهِ وَأَفْطِرُوْا لِرُؤْيَتِهِ فَإِنْ غُبِّيَ عَلَيْكُمْ فَأَكْمِلُوْا عِدَّةَ شَعْبَانَ ثَلاَثِيْنَ (رواه البخارى). و قوله تعالى : هُوَ الَّذِي جَعَلَ الشَّمْسَ ضِيَاءً وَالْقَمَرَ نُورًا وَقَدَّرَهُ مَنَازِلَ لِتَعْلَمُوا عَدَدَ السِّنِينَ وَالْحِسَابَ .(يونس : ه)


اذااثبت الحاسب عدم وجود الهلا ل او وجوده مع عدم امكان الرؤية , ورأى المرء اياه في الليلة نفسها فأيهما المعتبر؟ قرر مجلس الترجيح ان المعتبر هو الرؤية.

 لما روي عن ابي هريرة  رض قال : صُوْمُوْا لِرُؤْيَتِهِ وَأَفْطِرُوْا لِرُؤْيَتِهِ فَإِنْ غُبِّيَ عَلَيْكُمْ فَأَكْمِلُوْا عِدَّةَ شَعْبَانَ ثَلاَثِيْنَ يَوْمًا (رواه البخارى ومسلم).

Berpuasa dan Id Fitrah itu dengan ru’yah  dan tidak berhalangan dengan hisab. Menilik hadits yang diriwayatkan oleh Bukhari bahwa Rasulullah saw. bersabda: “Berpuasalah karena melihat tanggal dan berbukalah karena melihatnya. Maka bilamana tidak terlihat olehmu, maka sempurnakan bilangan bulan sya’ban tiga puluh hari.“ Dan firman Allah Ta’ala : “Dialah yang membuat matahari bersinar dan bulan bercahaya serta menentukan  gugus manazil-manazilnya agar kamu sekalian mengerti bilangan tahun dan hisab.” (Al -Qur’an surat Yunus ayat 5).

Apabila Ahli Hisab menetapkan bahwa bulan belum tampak (tanggal) atau sudah wujud tetapi tidak kelihatan, padahal kenyataannya ada orang yang melihat pada malam itu juga; manakah yang mu’tabar.

Majlis Tarjih memutuskan bahwa ru’yahlah yang mu’tabar.

Menilik hadits dari Abu Hurairah r.a. yang berkata bahwa Rasulullah bersabda: “Berpuasalah karena kamu melihat tanggal dan berbukalah (berlebaranlah) karena kamu melihat tanggal. Bila kamu tertutup oleh mendung, maka sempurnakanlah bilangan bulan sya’ban 30 hari.” (Diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim).
--------------------------------------------

Ditulis ulang oleh Anwar Baru Belajar

Sumber :
1. Buku Himpunan Putusan Majlis Tarjih diterbitkan oleh Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Cetakan ke III. hal. 291-292, Kitab Beberapa Masalah.11. Masalah Hisab dan Ru'yah.
2. Silahkan juga baca  : SAYA KEMBALI KE RU'YAH oleh BUYA HAMKA

Selasa, 11 Oktober 2011

Buku Sejarah Berdarah Sekte Salafi Wahabi Menghina Hadits Rasulullah

Dalam  buku Sejarah Berdarah Sekte Salafi  Wahabi, halaman 195, pengarangnya mengatakan bahwa perkataan "Man tasyabbaha bi qaumin fa huwa minhum" (siapa yang mirip dengan suatu kaum maka dia termasuk kaum tersebut) adalah hanya pepatah Arab. Si pengarang berkomentar: Dalil yang sangat lemah dan rapuh seperti lemahnya sarang laba-laba. (dikutip dari buku "Sejarah Berdarah Sekte Salafi Wahabi", silahkan lihat scan halaman di bawah). Ini sangat jelas menghina hadits Rasulullah. Tapi tidak mengherankan karena memang buku tersebut penuh sarat dengan  fitnah dan kebohongan yang nyata.


Sabtu, 08 Oktober 2011

Teguran Al Imam Ad-Dzahabi untuk Imam As-Subki Karena Celaannya kepada Ibnu Taimiyah

Al-Imam Ad-Dzahabi telah menulis sebuah surat teguran kepada (Taqiyuddin) As-subki kerana dia mencela Ibnu Taimiyah. Kemudian dia menjawab surat tersebut dengan puji-pujian kepada Ibnu Taimiyah.

Kejadian ini terakam dalam kitab Durarul Kaminah karya Ibnu Hajar ketika membahas Biografi Ibnu Taimiyah, Raddul Waafir ketika Membahas tentang Pujian Assubki dan juga dalam Dzail Alat-thbaqatul Hanabilah Oleh Ibnu Rajab Al-Hanbali dengan riwayat yang serupa.

Sabtu, 24 September 2011

Habib Munzir Berdusta Atas Nama Imam Ibnu Hajar

Habib Munzir –semoga Allah memberi hidayah kepadanya- berkata :

Berkata Imam Al-Muhaddits Ibn Hajr Al-Atsqolaaniy : "Hadits-hadits larangan ini adalah larangan sholat dengan menginjak kuburan dan di atas kuburan atau berkiblat ke kubur atau di antara dua kuburan, dan larangan itu tak mempengaruhi sahnya sholat (*maksudnya bilapun sholat di atas makam, atau mengarah ke makam tanpa pembatas maka sholatnya tidak batal), sebagaimana lafadh dari riwayat kitab Asshalaat oleh Abu Nai'im guru Imam Bukhari, bahwa ketika Anas ra shalat di hadapan kuburan maka Umar berkata : Kuburan…kuburan !, maka Anas melangkahinya dan meneruskan shalat dan ini menunjukan shalatnya sah dan tidak batal" (Fathul Baari Almasyhuur juz 1 hal 524)" Demikian perkataan Habib Munzir dalam bukunya Meniti Kesempurnaan Iman hal 29-30.

Jumat, 23 September 2011

Habib Munzir Berdusta Atas Nama Imam As-Syafii

Terlalu banyak hadits-hadits dari Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam yang mengharamkan menjadikan kuburan sebagai masjid. Akan tetapi hal ini ditentang oleh Habib Munzir. Dan dalam penentangannya itu Habib Munzir berdalil dengan beberapa hadits dan perkataan para ulama.

Akan tetapi sungguh sangat mengejutkan tatkala saya cek langsung perkataan para ulama tersebut ternyata bertentangan dengan apa yang dipahami oleh sang Habib. Ternyata…sang Habib telah melakukan tipu muslihat.

Jumat, 11 Maret 2011

Bantahan Terhadap Habib Munzir Al-Musawa ( Yang ke 2 ) : Benarkah Rasulullah Tidak Mengkhawatirkan Kesyirikan Pada Seluruh Umatnya?

PENDAHULUAN

Sebagian saudara kita ada yang berpendapat: “Nabi tidaklah mengkhawatirkan kesyirikan bagi kaum muslimin”. Konsekuensi dari ucapan ini adalah: “untuk apa terlalu dalam mengkaji permasalahan tauhid, toh yang paling dikhawatirkan Nabi terjadi pada umatnya bukanlah kesyirikan”. Pendapat semacam ini juga dikemukakan oleh Habib Munzir al-Musawa dalam bukunya ‘MENITI KESEMPURNAAN IMAN’ (buku yang ditulis untuk menyanggah tulisan Syaikh Bin Baz). Silakan lihat halaman 89 dan 130.

Setelah secara panjang lebar Syaikh Bin Baz menjelaskan keutamaan Tauhid dan bahaya kesyirikan, Habib Munzir justru meremehkan pemaparan tersebut dengan menyatakan (halaman 89-90):

Bantahan Terhadap Buku "MENITI KESEMPURNAAN IMAN" Karya Habib Munzir Al Musawa, Bantahan Yang Ke 1 (BAG I: ISTIGHOTSAH)

Pendahuluan

Buku ‘Meniti Kesempurnaan Iman’ yang ditulis Habib Munzir al-Musawa adalah tulisan sanggahan terhadap karya Syaikh Abdul Aziz bin Baz berjudul ‘Benteng Tauhid’. Banyak permasalahan tauhid yang dikritik oleh Habib Munzir terhadap buku Syaikh Bin Baz tersebut, namun sebenarnya kebenaran adalah apa yang disampaikan Syaikh Bin Baz rahimahullah. Silakan disimak penjelasan berikut ini yang akan menjabarkan kesalahan-kesalahan Habib Munzir dalam bukunya tersebut. Pada bagian ini yang disoroti adalah tentang istighotsah.


Kerancuan dalam buku FATWA-FATWA DEWAN SYARIAH Partai Keadilan Sejahtera [ PKS ]

Mungkin sangat sedikit orang yang memiliki buku ini. Namun kalau anda ingin meluangkan waktu, silahkan anda berkunjung ke perpustakaan-perpustakaan yang ada, insyaAlllah anda menemukannya di sana. Saya (penulis) hanya mengkritisi apa yang tertulis dalam buku tersebut, bukan mengkritisi PKS sebagai sebuah instsitusi, sebuah partai atau sebuah apalah lainnya.

Sebagaimana lazimnya sebuah buku tentunya bisa saja mengandung kesalahan, walaupun sebagian besar isinya mengandung kebenaran. Maksud saya menulis tentang masalah ini hanyalah mengkritisi apa yang tertulis di dalam buku saja, bukan kepada institusi, lembaga atau oknum tertentu.

Kritik Terhadap Buku “Ternyata Akhirat Tidak Kekal”

Segala puji bagi Allah Rabb semesta alam yang menjanjikan kebahagiaan di surga bagi orang-orang yang bertakwa dan kesengsaraan di neraka bagi orang-orang yang kufur lagi durhaka. Shalawat dan salam kepada Nabi akhir zaman, sebagai penutup para Nabi dan panutan dalam meniti jalan yang lurus, begitu pula kepada keluarga dan para sahabatnya.

Allah Ta’ala berfirman,

فَأَمَّا الَّذِينَ شَقُوا فَفِي النَّارِ لَهُمْ فِيهَا زَفِيرٌ وَشَهِيقٌ (106) خَالِدِينَ فِيهَا مَا دَامَتِ السَّمَوَاتُ وَالْأَرْضُ إِلَّا مَا شَاءَ رَبُّكَ إِنَّ رَبَّكَ فَعَّالٌ لِمَا يُرِيدُ (107) وَأَمَّا الَّذِينَ سُعِدُوا فَفِي الْجَنَّةِ خَالِدِينَ فِيهَا مَا دَامَتِ السَّمَوَاتُ وَالْأَرْضُ مَا دَامَتِ السَّمَوَاتُ وَالْأَرْضُ إِلَّا مَا شَاءَ رَبُّكَ عَطَاءً غَيْرَ مَجْذُوذٍ (108)

Kamis, 10 Maret 2011

Maulid Habsyi [ Maulid Simthud Duror ] Dalam Sorotan Banyak Mengandung Kesalahan dan Kedustaan, Penuh dengan Faham NUR MUHAMMAD.

Kitab Simthud Duror atau yang dikenal dengan Maulid al-Habsyi. Dikarang oleh al-Habib Ali bin Muhammad al-Habsyi. [http://www.kiosislami.com/104,simtut-duror-%28maulid-habsyi%29.html]
















Terjemah Maulid Simthud Durar/Maulid Habsy

Rabu, 09 Maret 2011

Hukum Memakai Dasi, Celana Panjang, Sepatu dan Topi, Menurut Keputusan Muktamar Nahdlatul Ulama Ke-2 Di Surabaya

MASALAH DINIYAH

KEPUTUSAN MUKTAMAR NAHDATUL ULAMA KE-2 Di Surabaya Pada Tanggal 12 Rabiul Tsani 1346 H./ 9 Oktober 1927 M.




Soal : Bagaimana pendapat Muktamar, tentang orang yang memakai celana panjang, dasi, sepatu dan topi. Sedang orang itu orang Indonesia. Haramkah demikian itu, karena dianggap meniru orang kafir ?


Rabu, 02 Maret 2011

Menyorot Kekeliruan Ajaran MA'RIFATULLAH WA MA'RIFATURRASUL dalam Kitabnya "Risalah Waliyullah Dan Wasiat Akhir" [Bedah Buku]

Sebelum masuk kepada pembahasan ada baiknya kita perhatikan perkataan para imam ahlus sunnah berikut :


- وكل علم إدعاه العباد من علم الباطن لم يوجد في الكتاب ولا في السنة فهو بدعة وضلالة لا ينبغي لأحد أن يعمل به ولا يدعو إليه
Setiap ilmu batin yang diaku-aku oleh hamba yang tidak terdapat dalam Kitabullah dan Sunnah, maka itu adalah bid’ah dan sesat. Tidak pantas bagi seseorang untuk mengamalkannya dan mengajak kepadanya. (Imam Al Barbahari dalam Syarhus Sunnah No. 102)

Kritik Syaikh Ahmad Sirhindi Kepada Para Ahli Tariqat / Tasawwuf [Sufi]

Tuhan tidak pernah bersatu dengan apapun, dan tidak ada sesuatupun yang dapat bersatu dengan Tuhan [Syaikh Ahmad Sirhindi dalam Maktubat, Vol I:266, halaman 589]

Pelatihan rohani dan pelaksanaannya yang tidak sesuai dengan syari'at adalah terlarang. [ibid. vol I :71 halaman 200-201].

Syaikh Ahmad Sirhindi dapat dikatakan termasuk pembaharu Islam [mujaddid], karena besarnya pengabdian yang diberikannya. Beliau adalah seorang penganut Tariqat Naqsabandiyah. Pada masa hidup beliau, kala itu masyarakat Islam di anak benua India tengah melewati tahap kritis kehidupan Islaminya. Akbar sang penguasa Mughal di Delhi, baru saja mengesahkan kebijakan baru yang sangat mempengaruhi Islam. Menurut Akbar, ajaran yang pernah diturunkan Rasul sudah tidak sesuai, sehingga perlu diganti dengan ajaran baru, dan sebagai gantinya ia mendorong munculnya ajaran elektik (kumpulan cuplikan) yang merupakan hasil karyanya sendiri.

Koreksi Untuk K.H. Sirajuddin Abbas Yang Memfitnah Ibnu Taimiyah Dan Muhammad bin Abdul Wahhab (WAHABI) Dalam Bukunya I'TIQAD AHLUSSUNNAH WAL JAMA'AH

Koreksi Untuk K.H. Sirajuddin Abbas Yang Berpegang Dengan Ucapannya Ibnu Bathutah Dalam Memfitnah Ibnu Taimiyah Dan Fitnahnya Terhadap Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab.

Fitnah Ibnu Bathutah

Nama Pria ini melegenda dikalangan Sejarawan Muslim dan barat. Seorang musafir yang membukukan kunjungannya kepenjuru bumi dalam sebuah buku Fenomenal yang terkenal di Barat maupun di Timur. Buku tersebut berjudul Rihlah Ibnu Bathutah.