Sabtu, 21 Mei 2011

Ramalan Kiamat yang Gagal Total




VIVAnews -- Pesan ini menyebar ke seluruh dunia: Kiamat akan datang mulai Sabtu 21 Mei 2011 pukul 18.00. Orang-orang yang percaya akan diangkat ke surga, yang tertinggal akan menjalani hidup bagai neraka selama lima bulan, sampai 21 Oktober 2011 -- di mana Tuhan akan menghancurkan Bumi dengan api. Adalah pemuka agama, Harold Camping yang meramalkan itu.
Menggunakan perhitungan matematis versinya. Ini bukan kali pertamanya ia memprediksi kiamat. Sebelumnya Camping mengklaim akhir dunia akan datang pada 6 September 1994, Tapi salah. Bagaimana jika ramalannya salah lagi? Setidaknya ia bukan satu-satunya. Berikut ini lima ramalan kiamat yang meleset:
1. 22 Oktober 1844
Seorang pengkhotbah aliran Millerite, Samuel S. Snow meramalkan dunia akan berakhir 22 Oktober 1844, berdasarkan apa yang diyakini sebagai petunjuk kiamat di Kitab Daniel.
Di hari itu, ribuan orang yang percaya terlanjur menyerahkan apapun yang mereka miliki. Mereka terkejut ketika hari itu, tak ada apapun yang terjadi. Kiamat tak datang. Hari itu terkenal dengan 'The Great Disappointment' atau 'Kekecewaan Besar' yang membuat aliran Millerite terpecah.
2. 1806
Banyak yang percaya peringatan kiamat akan disampaikan oleh seorang nabi. Di Leeds, Inggris, peran nabi itu diwakili oleh seekor ayam! 'The Prophet Hen of Leeds' -- demikian ayam itu dijuluki, mengeluarkan telur yang bertuliskan pesan 'Kristus telah datang'.
Kala itu, banyak orang mengunjungi lokasi ayam tersebut, melihat langsung telur menakjubkan itu, dan lalu meyakini kiamat akan segera datang. Orang-orang yang percaya tiba-tiba menjadi sangat relijius, rajin berdoa siang dan malam, dan bertobat atas segala perilaku jahat mereka di masa lalu.
Namun, isu itu berakhir saat beberapa orang yang penasaran mengawasi ayam saat bertelur. Ternyata, telur ajaib itu adalah ulah para penipu. Belakangan diketahui, telur yang ditulisi tinta korosif dimasukkan dengan paksa ke rahim ayam betina.
Mendengar fakta itu, orang-orang yang terlanjut yakin tentu saja kaget. Tapi toh mereka tertawa keras-keras, menertawakan kebodohan sendiri. Saat itu, bagi mereka, dunia terlihat lebih indah dan menyenangkan.
3. 21 Desember 1954
Seorang ibu rumah tangga dan mahasiswa, Dorothy Martin mengaku melakukan kontak dengan mahluk Planet Clarion. Para alien mengatakan mereka akan menghancurkan Bumi dengan banjir bah. Hanya umat beriman yang bakal selamat. Mereka akan dievakuasi piring terbang, tengah malam sebelum bencana menerjang Bumi.
Terdengar aneh? Memang. Namun, ada saja yang percaya. Para pengikutnya -- sebagian terlanjur berhenti kerja dan menyerahkan semua harta miliknya -- mendekam di dalam rumah masing-masing, menunggu jemputan alien.
Untuk menghindari terbakar radiasi piring terbang, para pengikut menyingkirkan semua besi yang ada dari tubuhnya termasuk resleting dan pengait bra. Tengah malam tiba, orang-orang yang percaya ini makin gelisah. Akhirnya pada pukul 04.45, Martin mengaku mendapatkan pesan lain dari mahluk Planet Clarions -- bahwa Tuhan sangat terkesan dengan tindakan para pengikutnya dan berubah pikiran. Tuhan memutuskan membatalkan kiamat.
4. Tahun 2000
Bahwa kiamat akan tiba tahun 2000 diprediksi oleh Hal Lindsey melalui dua bukunya, "The Late, Great Planet Earth," yang terbit tahun 1970 dan "Planet Earth 2000 A.D.: Will Mankind Survive?" terbit tahun 1996 menulis, bahwa umat Kristen tak perlu membuat rencana masa depan setelah tahun 2000.
Namun, ramalan itu meleset. Meski rekam jejaknya cacat karena kengawurannya itu, Lindsey masih aktif dalam dunia menulis, pada 2008 ia menulis sebuah kolom di situs konservatif WorldNetDaily: menuduh Barack Obama antikristus.
5. Oktober atau November 1982
Pat Robertson dalam siaran radio tahun 1980 berjudul 'The 700 Club' mengatakan, "saya menjamin, akhir 1982 akan menjadi hari penghakiman."
Namun, ramalan itu hanya omong kosong. Saat terbukti salah Robertson berkilah, Tuhan membatalkan sejumlah bencana. Seperti tsunami dahsyat di Pantai Barat pada 2006 dan serangan teroris pada 2007 -- keduanya juga tak terbukti. "Aku memiliki rekam jejak yang baik, hanya kadang-kadang aku meleset," klaim dia. (sumber: Christian Science Monitor) (eh)• VIVAnews
--------------------------
Sumber : http://dunia.vivanews.com/news/read/221539-lima-ramalan-kiamat-yang-gagal-total
Dalam Versi Lainnya

Bukalah website familyradio.com dan Anda akan menemukan di laman muka situs ini dengan tulisan besar-besar peringatan akan hari kiamat yang jatuh pada 21 Mei 2011 mendatang. Bahkan situs ini berani menuliskan bahwa Alkitab menjamin hal ini.
Kampanye akhir zaman ini telah mereka lakukan secara besar-besaran bahkan mereka rela memasang papan iklan besar di berbagai kota besar di Amerika dan belahan bumi lainnya, dengan bahasa yang telah diperhalus di beberapa negara yang bukan negara mayoritas Kristen, termasuk Indonesia.
Ramalan mengenai hari kiamat terus muncul dari abad ke abad, namun sampai saat ini belum satupun yang terbukti. Berikut beberapa di antaranya:
Filsuf Romawi Seneca Yang Wafat Pada 65 SM
Ia meramalkan bahwa bumi akan dipenuhi dengan asap tebal dan ditafsirkan sebagai kiamat. Namun, sebenarnya yang terjadi adalah pada tahun 79 SM, Gunung Vesuvius meletus dan mengubur kota Pompei beserta penduduknya.
Kiamat Pada Tahun 1666
Banyak penganut Kristen meyakini angka 666 adalah angka iblis, sehingga ketika menjelang tahun 1666, tahun itu diartikan sebagai akhirnya zaman. Namun, pada tahun itu justru terjadi sebuah kebakaran besar yang nyaris meratakan kota London.
Sebelumnya Nostradamus sudah meramalkan bahwa London akan terkena bencana. Peristiwa London Fire terjadi pada tahun 1666, namun hanya sedikit orang yang mengetahuinya. Peristiwa ini benar-benar meratakan London kuno (“The ancient lady”) di dalam dinding tua Roma.
Ayam Peramal Dari Leeds, 1806
Sejarah mencatat banyak tokoh yang menyatakan bahwa zaman akhir hampir tiba ditandai dengan kedatangan nabi. Namun, mungkin “nabi” yang paling aneh adalah seekor ayam petelur dari Kota Leeds, Inggris, 1806. Ayam ini awalnya disangka menghasilkan telur yang bertuliskan “Kristus akan datang”. Seiring menyebarnya kabar mukjizat ini, banyak orang menjadi percaya bahwa kiamat hampir tiba sehingga seorang penduduk yang penasaran akhirnya mengawasi sang ayam ketika bertelur dan menyaksikan penipu yang menuliskan kalimat itu.
Kaum Millerite, 23 April 1843
Seorang petani di New England bernama William Miller, setelah beberapa tahun mempelajari Alkitab, menyimpulkan bahwa waktu yang dipilih Tuhan untuk menghancurkan dunia bisa disimpulkan dari penafsiran harafiah isi Alkitab. Ia menjelaskan hal ini kepada siapa saja bahwa dunia akan berakhir antara 21 Maret 1843 dan 21 Maret 1844. Ia berkotbah dan menerbitkan tulisan yang cukup banyak dan memimpin ribuan orang (yang disebut kaum Millerite) yang meyakini bahwa tanggal pasti kiamat adalah 23 April 1843. Banyak yang menjual atau menyumbangkan semua harta miliknya karena percaya semuanya tak dibutuhkan lagi; tapi ketika tanggal 23 April datang (tapi Yesus belum juga datang) maka grup itu pun dibubarkan.
Armageddon/Kiamat kaum Mormon, 1891 atau sebelumnya
Joseph Smith, pendiri gereja Mormon, mengadakan rapat gereja pada Februari 1835 untuk memberitahu bahwa ia berbicara kepada Tuhan. Selama pembicaraan itu, Smith mengakui bahwa Yesus akan kembali dalam 56 tahun ke depan, dan selanjutnya masa akhir zaman akan segera dimulai.
Komet Halley, 1910
Tahun 1881, seorang astronom, dari analisa spektral, menemukan bahwa ekor komet mengandung gas mematikan yang disebut cyanogen (dari asal kata sianida). Tadinya ini tak terlalu menarik hingga seseorang menyadari bahwa lintas bumi akan berpotongan dengan ekor komet Halley di tahun 1910. Apakah permukaan planet akan terselubung oleh gas beracun? Itulah spekulasi yang dicetak di halaman depan koran The New York Times dan sejumlah koran lainnya, yang mengakibatkan menyebarnya kepanikan di seluruh AS dan di negara lainnya. Namun, kenyataannya komet tersebut muncul setiap 76 tahun sekali. hal ini mungkin dapat disebabkan karena kurangnya IPTEK pada zaman itu. pada saat itu dipercaya bahwa komet Halley akan datang membawa abu dan gas beracun yang akan memusnahkan seluruh spesies yang ada di Bumi. Akhirnya, para ilmuwan dengan kepala dingin menjelaskan bahwa hal itu tak patut dikhawatirkan.
Penganut Kristen Sekte Kesaksian Jehovah Yang Didirikan Tahun 1870-an
Pernah meramalkan bahwa dunia akan kiamat pada 1914. Namun, begitu lewat tahun 1914, mereka hanya mengatakan ‘tidak lama lagi’.
Heaven’s Gate, 1997
Ketika komet Hale-Bopp muncul tahun 1997, muncul isu bahwa pesawat alien tengah mengikuti komet itu. Hal itu ditutupi oleh NASA dan komunitas astronomi. Walau dugaan itu dibantah oleh para astronom (dan bisa dibantah siapa saja yang memiliki teleskop yang bagus), isu ini sempat disiarkan dalam acara radio “Coast to Coast AM” yang dibawakan Art Bell dan bertemakan paranormal. Dugaan ini menginspirasi suatu kultus pemercaya UFO (unidentified flying object) yang dianggap pesawat alien di San Diego yang menamakan diri Heaven’s Gate untuk mempercayai bahwa dunia akan segera berakhir. Dunia memang berakhir bagi 39 anggota kultus itu yang bunuh diri pada 26 Maret 1997 dengan keyakinan bahwa UFO yang membonceng pada komet itu akan menyelamatkan mereka dari kiamatnya bumi.
Nostradamus, Agustus 1999
Karya tulis Michel de Nostradame yang sangat membingungkan dan metaforis telah menarik perhatian banyak orang selama lebih dari 400 tahun. Tulisannya, yang ketepatannya sangat tergantung pada interpretasi yang sangat fleksibel, telah diterjemahkan dan diterjemahkan ulang dalam puluhan versi yang berbeda. Salah satu baris tulisannya menyebutkan, “Tahun 1999, bulan ketujuh / Dari langit datang raja besar teror.” Banyak pengikut Nostradamus menjadi resah karena menduga bahwa inilah penglihatan sang peramal terkenal itu terhadap kiamat.
Y2K, 1 Januari 2000
Ketika abad lalu hampir berakhir, banyak orang khawatir bahwa komputer akan menyebabkan kiamat. Permasalahannya, yang diketahui sejak 1970, adalah bahwa banyak komputer takkan bisa membedakan antara tahun 2000 dan 1900. Tak ada yang tahu pasti apa efeknya, tapi banyak yang menduga akan terjadi bencana, mulai dari mati lampu massal hingga ledakan nuklir. Penjualan senjata meningkat dan orang bersiap bertahan hidup dalam bungker. Namun nyatanya, tak banyak kesalahan terjadi ketika milenium baru dimulai.
5 Mei 2000
Kalau memang kesalahan Y2K tak terjadi, maka bencana global dijamin akan terjadi oleh Richard Noone, pengarang buku 5/5/2000 Ice: the Ultimate Disaster di tahun 1997. Menurut Noone, massa es di Antartika akan menjadi setebal 3 mil pada tanggal 5 Mei 2000, suatu tanggal yang juga bertepatan dengan sejajarnya planet-planet di tata surya, yang entah bagaimana akan menyebabkan pembekuan global yang fatal. Tanggal itu berlalu dan bumi belum beku, tetapi buku itu malah “panas” di pasaran. Mungkin juga, pemanasan global mencegah terulangnya zaman es itu.
God’s Church Ministry, Musim Gugur 2008
Menurut pendeta dari God’s Church, Ronald Weinland, akhir zaman telah tiba, lagi. Bukunya di tahun 2006, 2008: God’s Final Witness, menunjukkan bahwa ratusan juta orang akan meninggal, dan pada akhir 2006, “paling lama 2 tahun tersisa sebelum dunia mengalami waktu terburuk sepanjang sejarah manusia. Pada musim gugur 2008, Amerika akan tumbang sebagai negara berkuasa, dan tak akan menjadi negara merdeka lagi,” dan buku itu juga mencatat, “Ronald Weinland mempertaruhkan reputasinya sebagai nabi akhir zaman Tuhan.”
Terbakarnya Mesin Kiamat, Large Hadron Collider (LHC) Pada September 2008
Ketika terjadi kebakaran pada Mesin Kiamat, Large Hadron Collider (LHC) pada September 2008, kekuatiran semakin meningkat terkait upaya proyek raksasa LHC ini yang akan merekayasa ulang penciptaan Bumi. Jika terowongan sepanjang 27 km, 91 m di bawah tanah Swiss ini meledak, maka bisa menghancurkan bumi. Ada pula yang mengatakan bahwa bumi akan disedot oleh Mini Black Hole yang tercipta dari LHC ini karena LHC juga sempat mengembangkan pembuatan Mini Black Hole demi kemajuan IPTEK.
Semua ramalan kiamat tersebut sampai hari ini tidak satupun yang terbukti. Jadi, apakah kita harus mempercayai segala hal yang berkenaan dengan kapan waktunya kiamat tiba? Bersiap menghadapi akhir zaman bukanlah hal yang salah namun memprediksi kapan tepatnya kiamat datang sangatlah tidak bijaksana karena sesungguhnya tidak ada satu orangpun yang akan tahu.
----------------------------------------------------------------------------------
Kiamat dalam Aqidah Islam
KIAMAT ADALAH URUSAN GAIB
(ditulis oleh: Al-Ustadz Ayip Syafrudin)
Asy-Syaikh Muhammad bin Abdullah Al-Imam hafizhahullah dalam kitabnya Tahdziru Al-Basyar min Ushuli Asy-Syarr menyatakan bahwa manusia dan jin merupakan sumber kejelekan kecuali yang bertakwa kepada Allah l. Sungguh Rasulullah n telah menyatakan dalam banyak khutbahnya, sebagaimana pada hadits Jabir z yang dikeluarkan Al-Imam Muslim t:
نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِينُهُ وَنَعُوذُ بِاللهِ مِنْ شُرُورِ أَنْفُسِنَا وَسَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا
“Kami memuji-Nya, memohon pertolongan-Nya, memohon ampunan-Nya, serta berlindung kepada Allah dari kejelekan-kejelekan diri-diri kami dan segenap amal kami.”
Kejelekan adalah apa yang telah dihasilkan seorang hamba berupa dosa-dosa yang diperbuatnya lantaran menyelisihi syariat Allah l. Kejelekan bersumber dari pilihan seorang hamba dan keinginannya untuk menyelisihi syariat Allah l saat dirinya menyimpang. Apabila seorang hamba tetap berada di atas fitrahnya dan menumbuhkan fitrah tersebut di atas agama Allah l, tentu tak akan tersisa pada dirinya pilihan untuk melakukan kejelekan dan berbuat menyelisihi agama Allah l.
“(Tetaplah di atas) fitrah Allah yang telah menciptakan manusia menurut fitrah itu.” (Ar-Rum: 30)
Satu dari beragam bentuk kejelekan yang diperbuat manusia, yaitu menyebarkan pemahaman zuhud yang keliru. Pemahaman yang telah teracuni pemikiran-pemikiran orang-orang sufi. Kalangan sufi memahami bahwa zuhud adalah meninggalkan hasil usaha yang halal, amal yang bermanfaat, berdiam diri menanti uluran tangan para dermawan, dan mengenakan pakaian koyak bertambal. Begitulah tampilan zuhud ala sufi, sarat dengan sikap takalluf (memaksakan diri). Tak jauh berbeda, dalam hal makan pun, mereka amat sangat membatasi diri. Bahkan, terkadang berhari-hari tak makan. Kalau pun makan, sekadar roti tawar dengan garam. Padahal dirinya mampu untuk makan secara layak dan baik. Gambaran gaya hidup ala sufi semacam itu tentu saja menyelisihi As-Sunnah. Nabi n bersabda:
فَمَنْ رَغِبَ عَنْ سُنَّتِي فَلَيْسَ مِنِّي
“Barangsiapa yang tidak menyukai sunnahku, maka dia bukan golonganku.” (HR. Al-Bukhari dan Muslim)
Nabi n pernah pula makan daging. Beliau n menyukai paha kambing. Sebagian sufi enggan minum dari air bersih dan dingin, serta sengaja meminum air yang kotor (tidak higienis). Alasannya, dirinya tidak mampu menunaikan syukur kepada Allah l. Tentu saja ini merupakan alasan (hujjah) yang lemah. Apakah dengan meninggalkan air dingin menjadikan dirinya mampu menunaikan rasa syukur kepada Allah l atas segala nikmat, seperti nikmat penglihatan, pendengaran, kesehatan, dan selainnya? Justru, barangsiapa yang melakukan seperti itu maka dia telah melakukan perbuatan dosa. Sebab, dirinya telah melakukan perbuatan yang membahayakan kondisi tubuhnya. Dia telah terjatuh pada perbuatan membinasakan diri. Allah l berfirman:
“Janganlah kalian membunuh diri kalian. Sesungguhnya Allah adalah Maha penyayang kepadamu.” (An-Nisa’: 29)
“Allah menghendaki kemudahan bagimu dan tidak menghendaki kesukaran bagimu.” (Al-Baqarah: 185)
Sesungguhnya Islam adalah agama yang adil dan bersikap pertengahan. Tidak bersikap ekstrem, berlebih-lebihan dan juga tidak bersikap meremehkan terhadap sesuatu menyangkut urusan zuhud dalam masalah dunia. Sikap Islam sangat jelas, transparan, yaitu bersikap pertengahan antara sikap tamak kaum Yahudi dalam mencintai dunia dan sikap para rahib kaum Nasrani yang meremehkan upaya-upaya amal dan bekerja. Maka, zuhud jika dalam batas-batas ittiba’ (meneladani) Rasulullah n, adalah hal yang terpuji di dalam Islam. Nabi n adalah orang pertama dari kalangan orang-orang yang zuhud dalam masalah dunia. Demikian pula Abu Bakr dan Umar serta banyak dari kalangan sahabat g. (Lihat Haqiqatu Ash-Shufiyyah fi Dhau’i Al-Kitab wa As-Sunnah, Bab Al-Farqu baina Az-Zuhdi wa At-Tashawwuf, Asy-Syaikh Rabi’ bin Hadi Al-Madkhali)
Hendaklah bagi seorang muslim berbuat zuhud. Yaitu mencintai apa yang ada pada sisi Allah l. Baik dia seorang yang fakir atau seorang yang kaya secara materi. Jika dia seorang yang fakir hendaklah dia melapangkan hatinya dan mencurahkan semangatnya bagi kehidupan akhiratnya. Jika dia seorang yang kaya raya, hendaklah mencurahkan segenap kemampuan dengan harta yang ada guna membantu Islam dan kaum muslimin. Harta yang semacam itu akan membawa kebaikan baginya dan tidak akan membinasakannya. (Asy-Syaikh Muhammad Al-Imam, Tahdziru Al-Basyar, hal. 95)
Banyak manusia yang bersemangat dalam mengamalkan agama. Namun tidak sedikit pula yang lantas terjatuh pada pengamalan yang salah. Ini disebabkan kekeliruan dalam cara memahami agama. Beragama Islam bagi sebagian orang lantaran mengikuti kebanyakan manusia atau cuma mengikuti figur tertentu tanpa melihat apakah figur tersebut berada di atas al-haq atau tidak. Ada pula sebagian orang yang beragama lantaran dipompa semangat beramal namun tanpa disertai ilmu yang mendasari amal tersebut. Maka, terjadilah apa yang terjadi, yaitu berbagai penyimpangan tumbuh subur di tengah umat. Kondisi umat pun menjadi rentan dengan berbagai isu. Mudah diombang-ambing dengan berbagai berita yang beredar. Isu keumatan pun bertebaran; terorisme, nabi palsu, hingga ramalan bakal terjadi kiamat pada tahun 2012.
Terkait masalah kiamat, Islam telah menuntunkan kepada pemeluknya bahwa peristiwa kiamat niscaya pasti terjadi namun kapan terjadinya hanya Allah l Yang Mahatahu. Kekhawatiran bahwa kiamat dalam waktu dekat segera terjadi pernah pula dialami pada masa Nabi n. Saat terjadi gerhana matahari, Nabi n keluar menuju masjid. Beliau n dalam keadaan takut. Menurut yang meriwayatkan hadits tersebut, “Takut kalau pada waktu itu terjadi kiamat.” (HR. Al-Bukhari no. 1059)
Sebagaimana maklum, sesungguhnya Rasul n mengetahui bahwa kiamat tidaklah terjadi sekarang (saat itu) berdasar tanda-tanda yang ada. Kehidupan pada zaman itu tidaklah lantas berakhir. Namun, lantaran dahsyatnya rasa takut terhadap kiamat, manusia biasa kadang lupa terhadap hakikat yang ada saat terjadi peristiwa yang menakutkan. (Asy-Syaikh Muhammad bin Shalih Al-Utsaimin, At-Ta’liq ‘ala Shahih Muslim, 1/481)
Penamaan kiamat itu sendiri berselisih pendapat. Ada yang berpendapat bahwa disebut kiamat lantaran pada hari itu manusia berdiri (bangkit) dari kuburnya. Allah l berdirman:
“(Yaitu) pada hari mereka keluar dari kubur dengan cepat seakan-akan mereka pergi dengan segera kepada berhala-berhala (sewaktu di dunia).” (Al-Ma’arij: 43)
Ada pula yang berpendapat disebabkan adanya perkara-perkara di padang mahsyar, mereka berdiri dan selainnya pada saat itu di tempat tersebut. Pendapat lain, karena pada saat itu manusia berdiri menghadap Rabbul ‘Alamin. Ini sebagaimana diriwayatkan Al-Imam Muslim t dalam kitab Shahih-nya, hadits dari Ibnu Umar c secara marfu’:
“(Yaitu) hari (ketika) manusia berdiri menghadap Rabb semesta alam.” (Al-Muthaffifin: 6)
Dia berkata:
يَقُومُ أَحَدُهُمْ فِي رَشْحِهِ إِلَى أَنْصَافِ أُذُنَيْهِ
“Salah satu dari mereka berdiri hingga keringatnya mencapai kedua telinganya.” (HR. Muslim no. 2862)
Disebutkan yang lain bahwa dinamakan kiamat lantaran pada hari itu para malaikat dan ruh berdiri dalam shaf (barisan). Allah l berfirman:
“Pada hari, ketika ruh dan para malaikat berdiri bershaf-shaf.” (An-Naba’: 38) [Al-Isryadu ila Shahihi Al-I’tiqad, Asy-Syaikh Shalih bin Fauzan, hal. 302-303]
Terlepas dari perbedaan tersebut, Asy-Syaikh Shalih bin Fauzan hafizhahullah menyebutkan dalam Al-Minhatu Ar-Rabbaniyah fi Syarhi Al-Arba’in An-Nawawiyyah), saat memberi penjelasan hadits Umar bin Al-Khaththab z (hadits Jibril q), mengungkapkan bahwa hari kiamat adalah berakhirnya (kehidupan) dunia dan memulai (kehidupan) akhirat. Yaitu, batas waktu yang telah Allah l tentukan bagi kehidupan ini. Berakhirnya kehidupan, kemudian terjadilah kiamat. Mengimani terjadinya hari kiamat merupakan satu dari rukun-rukun keimanan. Barangsiapa yang meragukan terjadinya hari kiamat, atau menolak (mendustakan)nya, sungguh dia telah kafir. Allah l berfirman:
“Orang-orang kafir mengatakan bahwa mereka sekali-kali tidak akan dibangkitkan. Katakanlah, ‘Tidak demikian, demi Rabbku, benar-benar kamu akan dibangkitkan, kemudian akan diberitakan kepadamu apa yang telah kamu kerjakan.’ Yang demikian itu adalah mudah bagi Allah.” (At-Taghabun: 7)
Tidaklah cukup seseorang hanya menyatakan beriman terhadap hari akhir (kiamat, sementara dia tidak melakukan amal bagi hari akhir tersebut). Justru, seseorang yang telah menyatakan beriman kepada hari kiamat, dia harus beramal guna mempersiapkan diri menghadapi hari akhir. Dia harus beramal shalih, melakukan perbuatan-perbuatan kebajikan, bertaubat dari segala bentuk kemaksiatan atau kejelekan. Dia benar-benar bersiap diri menghadapi hari itu. Inilah yang dimaksud beriman kepada hari akhir. Adapun seseorang yang sekadar mengucapkan beriman pada hari akhir tanpa menyiapkan diri menghadapinya, tanpa beramal baginya, maka tiadalah berfaedah keimanan yang ada pada dirinya.
Terjadinya hari kiamat tidak ada seorang manusia pun yang mengetahuinya. Hanya Allah l saja yang Mahatahu waktu terjadinya hari kiamat. Allah l yang memonopoli ketentuan waktu hari kiamat dengan ilmu-Nya. Allah l tak mengabarkan perihal ketentuan waktu hari kiamat ini kepada para malaikat dan para rasul. Bahkan Allah Jalla wa ‘Ala menyembunyikan hal itu dari makhluk-Nya. Karena sesungguhnya tiada ada maslahat bagi manusia bila dirinya mengetahui ketentuan waktu hari kiamat. Sesungguhnya maslahat dalam hal mengimani hari kiamat yaitu mempersiapkan (diri dengan beramal kebajikan) bagi tibanya hari yang dijanjikan. Adapun kapan kepastian hari kiamat, Al-Qur’an banyak menjelaskan melalui ayat-ayatnya, bahwa tak ada yang mengetahuinya kecuali Allah l. Sebagaimana firman-Nya:
“Mereka menanyakan kepadamu tentang kiamat: ‘Kapankah terjadinya?’ Katakanlah, ‘Sesungguhnya pengetahuan tentang kiamat itu adalah pada sisi Rabbku; tidak seorang pun yang dapat menjelaskan waktu kedatangannya selain Dia (Allah)’.” (Al-A’raf: 187)
Firman-Nya l:
“(Orang-orang kafir) bertanya kepadamu (Muhammad) tentang hari berbangkit, kapankah terjadinya? Siapakah kamu (sehingga) dapat menyebutkan (waktunya)? Kepada Rabbmulah dikembalikan kesudahannya (ketentuan waktunya). Kamu hanyalah pemberi peringatan bagi siapa yang takut kepadanya (hari berbangkit). Pada hari mereka melihat hari berbangkit itu, mereka merasa seakan-akan tidak tinggal (di dunia) melainkan (sebentar saja) di waktu sore atau pagi hari.” (An-Nazi’at: 42-46)
Firman-Nya:
“Sesungguhnya Allah, hanya pada sisi-Nya sajalah pengetahuan tentang hari kiamat. Dan Dialah yang menurunkan hujan, dan mengetahui apa yang ada di dalam rahim. Dan tiada seorang pun yang dapat mengetahui apa yang ada di dalam rahim. Dan tiada seorang pun yang dapat mengetahui (dengan pasti) apa yang akan diusahakannya besok. Dan tiada seorang pun yang mengetahui di bumi mana dia akan mati. Sesungguhnya Allah Maha mengetahui lagi Maha mengenal.” (Luqman: 34)
Maka, pengetahuan tentang hari kiamat hanya ada di sisi Allah Jalla wa ‘Ala. Tidak boleh bagi seseorang menyatakan bahwa hari kiamat akan terjadi pada waktu tertentu, bersandar pada perhitungan (hisab), atau atas dasar khurafat atau waham. Hal ini sebagaimana terjadi atau dilakukan oleh sebagian para pendusta dan komentator (pengamat) yang fasih berbicara. Ini merupakan bentuk sikap memaksakan diri yang tiadalah Allah l menurunkan kekuasaan atau ketidakmampuan atas mereka. Barangsiapa melakukan hal itu (memberi pernyataan tentang kepastian hari kiamat), maka dia adalah pendusta. Sebab, tidaklah mungkin Allah l menutup pengetahuan tentang hari kiamat (kapan terjadinya), lantas seseorang datang dan (mengaku) mengetahui kepastian kiamat tiba.
Sebagaimana diungkap di atas, kedatangan hari kiamat tiada seorang pun tahu. Hal ini termasuk urusan gaib, hanya Allah l yang mengetahui. Karenanya, terlarang bagi seseorang untuk membuat dugaan, mereka-reka, atau memperkirakan bakal terjadinya hari kiamat. Dalam terminologi Islam, seseorang yang mengabarkan perkara-perkara yang bersifat gaib melalui cara menduga, memperkirakan, atau menerka dikategorikan al-‘arraf. Disebut pula kahin (dukun). Sebagaimana diungkap Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah t bahwa al-‘arraf adalah nama umum yang termasuk di dalamnya semua kategori orang yang mengabarkan urusan-urusan gaib. Baik melalui cara-cara setan, perkiraan atau dugaan atau menerka-nerka. Atau, bisa juga melalui garis-garis yang dibuat di pasir atau tanah, melalui sistem membaca (guratan) telapak tangan atau cangkir, dan selainnya. Rasulullah n bersabda:
مَنْ أَتَى عَرَّافًا فَسَأَلَهُ عَنْ شَيْءٍ فَصَدَّقَهُ بِمَا يَقُولُ لَمْ تُقْبَلْ لَهُ صَلَاةٌ أَرْبَعِينَ يَوْمًا
“Barangsiapa mendatangi ‘arraf, lantas dia bertanya tentang sesuatu, kemudian membenarkan apa yang dia katakan, maka tidak akan diterima shalatnya selama 40 hari.” (HR. Muslim. Lafadz فَصَدَّقَهُ bukan terdapat pada Shahih Muslim, tetapi ada pada riwayat Al-Imam Ahmad dalam Musnad-Nya)
Karenanya, mendatangi dan pergi ke ‘arraf merupakan perbuatan dosa dan diharamkan, walau (kedatangannya) tidak dalam rangka membenarkan apa yang diutarakan oleh sang ‘arraf. Mu’awiyah bin Al-Hakam z pernah bertanya kepada Rasulullah n perihal al-‘arrafin. Jawab Rasulullah n:
لَا تَأْتِهِمْ
"Jangan engkau mendatangi mereka."
Nabi n melarang Mu’awiyah bin Al-Hakam mendatangi mereka walau sekadar datang saja. Berdasar hadits ini, maka mendatangi ‘arraf hukumnya haram walau tanpa maksud membenarkan ucapannya[1]. Wallahu a’lam.


[1] Rincian tentang hukum mendatangi arraf bisa dilihat kembali pada Rubrik Manhaji edisi 52, dengan judul Dukun Sahabat Setan.