Selasa, 31 Mei 2011

Syi'ah harus ditolak




Alasan mengapa syi'ah harus ditolak ? Silahkan baca buku ini....KH. M. Dawam Anwar (Katib Syuri'ah NU), KH. Irfan Zidny, MA (ketua falakiyah PB NU), KH. Abdul Latief Muchtar, MA (PERSIS) dll.............apa kata mereka ?
-----------------------------------------------------------------------------------------------

Seminar Nasional tentang Syi'ah, 21 September 1997

Seminar yang dibuka Ketua Umum MUI Pusat KH. Hasan Basri itu menampilkan pembicara KH. Irfan Zidny MA (rais Lajnah Falaqiyah Syuriyah NU), KH. Dawam Anwar (Katib Aam Syuriyah NU), KH. Latief Muchtar MA (Ketua Umum Persis), KH. Thohir al Kaff (Ketua Yayasan al-Bayyinat Surabaya), Drs. Nabhan Husein, Dr. Hidayat Nur Wahid, KH. Ali Mustafa Ya'kub MA, dan KH. Khalil Ridwan (Ketua BKSPPI).

Para pembicara dalam seminar tersebut banyak mengungkap fakta dan data tentang penyimpangan yang dibuat para penganut Syi'ah. Fakta- fakta yang didasarkan kepada sumber-sumber tulisan ulama dan pemimpin Syi'ah tersebut pada akhirnya menyimpulkan sesatnya akidah para penganut Syi'ah.

Merujuk kitab karangan Imam Khoemeini Al-Hukumat al-Islamiyah, Katib Aam Syuriah NU KH. Dawam Anwar menerangkan bahwa kalangan Syiah menganggap Alquran yang dimiliki Sunni berbeda dengan Alquran yang ada di tangan Imam Syiah (Imam Mahdi).

Selain itu, Syi'ah sangat mengejek, dan mencaci para sahabat seperti Abu Bakar, Umar bin Khattab, dan Usman bin 'Affan. "Sampai-sampai mereka menyebut para sahabat itu masuk Islam karena menginginkan harta dan kedudukan saja," katanya mengutip buku Aqidah al-Syiah wa al- Shahabah.

---------------------------------------------------------------------------------------

Seminar dihadiri oleh para pejabat pemerintah, ABRI, MUI, pimpinan organisasi Islam, tokoh Islam dan masyarakat umum.

Makalah yang dibacakan, diantaranya berasal dari:

1. KH. Moh. Dawam Anwar (Khatib Syuriah NU)

2. KH. Irfan Zidny, MA (Ketua Lajnah Falakiyah Syuriah NU)

3. KH. Thohir Al-Kaff (Yayasan Al-Bayyinat)

4. Drs. Nabhan Husein (Dewan Dakwah Islamiyah Indonesia)

5. KH. A. Latif Mukhtar, MA (Ketua PERSIS)

6. Dr. Hidayat Nur Wahid (Ketua Yayasan Al-Haramain/ PKS)

7. Syu'bah Asa (Wakil Pimpinan Redaksi Panji Masyarakat)

Disamping itu, dikatakan bahwa keputusan seminar diambil berdasarkan pandangan-pandangan kritis para peserta. Keputusan yang dikeluarkan, diantaranya:

1. Syi'ah melakukan penyimpangan dan perusakan aqidah Ahlussunah.

2. Menurut Syi'ah, Al-Quran tidak sempurna.

3. Taqiyyah sebagai menampakkan selain yang mereka siarkan dan sembunyikan.

4. Syi'ah berpandangan hadits mereka disampaikan dari Ahlul Bait.

5. Kenyataan bahwa Ahlul Bait menolak ajaran Syi'ah.

6. Syi'ah berpendapat Imam mereka ma'shum, terjaga dari dosa dan UUD Iran menetapkan bahwa mazhab Jakfari Itsna Asy'ariyah sebagai mazhab resmi.

7. Syi'ah, pada umumnya tidak meyakini kekhalifahan Sunnah

8. Imamah atau kepemimpinan adalah rukun Iman.

9. Shalat Jum'at tidak wajib tanpa kehadiran Imam ma'shum.

10. Adzan kaum Sunni berbeda dengan adzan kaum Syi'ah.

11. Syi'ah membenarkan kawin mut'ah.

12. Syi'ah terbukti sebagai pelaku kejahatan, pengkhianat dan teroris.


Kemudian seminar mengusulkan:

1. Mendesak pemerintah RI cq. Kejaksaan Agung melarang Syi'ah.

2. Pemerintah agar bekerjasama dengan MUI dan Balitbang Depag RI untuk melarang penyebaran buku-buku Syi'ah.

3. Agar Mentri Kehakiman mencabut izin semua yayasan Syi'ah.

4. Meminta Mentri Penerangan mewajibkan semua penerbit menyerahkan semua buku terbitannya untuk diteliti MUI Pusat.

5. Agar seluruh organisasi dan lembaga pendidikan waspada terhadap faham Syi'ah.

6. Faham Syi'ah kufur dan masyarakat agar waspada.

7. Menghimbau segenap wanita agar menghindari kawin mut'ah.

8. Media massa (cetak, elektronik, padang dengar) dan penerbit buku untuk tidak menyebarkan Syi'ah.

9. Melarang kegiatan penyebaran Syi'ah oleh Kedutaan Iran.

Ditandatangani oleh tim perumus:

1. HM. Amin Djalaluddin

2. KH. Ali Mustafa Ya'qub, MA.

3. KH. Ahmad Khalil Ridwan, Lc.

4. Drs. Abdul Kadir Al-Attas

5. Ahmad Zein Al-Kaff
Kata Sambutan No. 724/A.II.03/10/1997
PENGURUS BESAR NAHDLATUL ULAMA (PB NU)

: Alinea 3 ; Ahlus sunnah wal jama'ah adalah Ahlus Sunnah wal Jama'ah dan Syi'ah adalah Syi'ah. Agar mengetahui secara jelas perbedaan yang prinsip antara ASWAJA dan Syi'ah dan tidak terkecoh oleh obrolan propagandis-propagandis Syi'ah, yang menyamakan Syi'ah dengan ASWAJA.
(PBNU 1997 : KH. M. ILYAS RUHIAT dan KH. DRS. M. DAWAM ANWAR)
Majelis Ulama Indonesia dalam Rapat Kerja Nasional bulan Jumadil Akhir 1404 H./Maret 1984 merekomendasikan tentang faham Syi' ah sebagai berikut :

Faham Syi'ah sebagai salah satu faham yang terdapat dalam dunia Islam mempunyai perbedaan-perbedaan pokok dengan mazhab Sunni (Ahlus Sunnah Wal Jamm'ah) yang dianut oleh Umat Islam Indonesia. Perbedaan itu diantaranya :

  • Syi'ah menolak hadis yang tidak diriwayatkan oleh Ahlu Bait, sedangkan ahlu Sunnah wal Jama'ah tidak membeda-bedakan asalkan hadits itu memenuhi syarat ilmu mustalah hadis.
  • Syi'ah memandang "Imam" itu ma 'sum (orang suci), sedangkan Ahlus Sunnah wal Jama'ah memandangnya sebagai manusia biasa yang tidak luput dari kekhilafan (kesalahan).
  • Syi'ah tidak mengakui Ijma' tanpa adanya "Imam", sedangkan Ahlus Sunnah wal Jama' ah mengakui Ijma' tanpa mensyaratkan ikut sertanya "Imam".
  • Syi'ah memandang bahwa menegakkan kepemimpinan/Pemerintahan (imamah) adalah termasuk rukun agama, sedangkan Sunni (Ahlus Sunnah wal Jama'ah) memandang dari segi kemaslahatan umum dengan tujuan keimamahan adalah untuk menjamin dan melindungi da'wah dan kepentingan ummat.
  • Syi'ah pada umumnya tidak mengakui kekhalifahan Abu Bakar as-Siddiq, Umar Ibnul Khatab, dan Usman bin Affan, sedangkan Ahlus Sunnah wal Jama'ah mengakui keempat Khulafa' Rasyidin (Abu Bakar, Umar, Usman dan Ali bin Abi Thalib).
  • Mengingat perbedaan-perbedaan pokok antara Syi'ah dan Ahlus Sunnah wal Jama'ah seperti tersebut di atas, terutama mengenai perbedaan tentang "Imamah" (Pemerintahan)", Majelis Ulama Indonesia menghimbau kepada ummat Islam Indonesia yang berfaham Ahlus Sunnah wal Jama'ah agar meningkatkan kewaspadaan terhadap kemungkinan masuknya faham yang didasarkan atas ajaran Syi'ah.



Sahabatmu Anwar Baru Belajar