Senin, 23 Agustus 2010

Kelemahan Hadits Ramadhan Dibagi Tiga: Rahmat, Ampunan, dan Pembebasan dari Neraka

Memasuki 10 hari kedua dibulan Ramadhan ini semakin gencar para khotib shalat jumat atau penceramah pada saat sholat terawih memberikan materi tentang keutamaan-keutamaan bulan Ramadhan, mereka mengingatkan kita kepada keutamaan 10 hari pertama, kedua dan terakhir bulan ramadhan yang merupakan rahmat, turunnya maghfiroh (pengampunan) Allah kepada hamba-hambaNya serta pembebasan dari api neraka. Mereka mengatakan bahwa Rasulullah shallahu’alaihi wa sallam bersabda:


…. dan dia (bulan Ramadhan) bulan yang awalnya rahmat, dan tengahnya magfiroh (ampunan) dan akhirnya pembebasan dari api neraka…”

“Keterangan: Sanad Hadits ini DHA'IF JIDDAN. Karena ada seorang rawi bernama : Ali bin Zaid bin Jud’an. Dia ini rawi yang lemah sebagaimana diterangkan oleh Imam Ahmad, Yahya, Bukhari, Daruqhutni, Abi Hatim, dan lain-lain.


Dan Imam Ibnu Khuzaimah sendiri berkata : Aku tidak berhujah dengannya karena jelek hafalannya.

Imam Abu Hatim mengatakan : Hadits ini MUNGKAR !!

Periksalah kitab : Silsilah Ahaadits Dha'if wal Maudluah No. 871, At-Targhib Wat-Tarhieb jilid 2 halaman 94, Mizanul I’tidal jilid 3 halaman 127.”

Redakasi hadits selengkapnya;

Rasulullah Shallallahu 'Alaihi wa Sallam bersabda,

أَوَّلُ شَهْرِ رَمَضَانَ رَحْمَةٌ وَأَوْسَطُهُ مَغْفِرَةٌ وَآخِرُهُ عِتْقٌ مِنَ النَّارِ .

“Awal bulan Ramadhan adalah rahmat, pertengahannya adalah ampunan, dan akhirnya adalah pembebasan dari neraka.”

Takhrij

Hadits ini diriwayatkan Imam Ibnu Abi Ad-Dunia dalam Fadha`il Ramadhan (37), Al-Uqaili dalam Adh-Dhu’afa` Al-Kabir (750), Ibnu Asakir dalam Tarikh Dimasyq (3146), dan Ibnu Adi dalam Al-Kamil (3/311), dan Al-Baghdadi dalam Al-Muwadhdhah (Bab Huruf Sin, biografi Saif bin Wahab); dari Abu Hurairah Radhiyallahu 'Anhu. Dan Al-Mahamili dalam Al-Amali (287) dari Salman Al-Farisi Radhiyallahu 'Anhu.

Derajat Hadits: Dha’if Jiddan

Ibnu Hajar mendha’ifkan hadits ini dalam Lisan Al-Mizan pada biografi Maslamah bin Ash-Shult.
Adz-Dzahabi mendha’ifkan hadits ini dalam Mizan Al-I’tidal (3446).
Al-Huwaini berkata, “Ini adalah hadits batil.” [1]
Dalam Silsilah Al-Ahadits Adh-Dha’ifah (1569), Al-Albani berkata, “Hadits mungkar.” Dan dalam Dha’if Al-Jami’ Ash-Shaghir (4944), Al-Albani mengatakan; Dha’if jiddan (lemah sekali).


[1] Al-Fatawa Al-Haditsiyah/Jilid 1/Hlm 291. Program Al-Maktabah Asy-Syamilah.

Dari catatan Abduh Zulfidar Akaha
http://abduhzulfidar.blogspot.com/2010/08/kelemahan-hadits-ramadhan-dibagi-tiga.html