Waktu berbuka
Mempercepat Buka Puasa
Termasuk dalam sunnah puasa adalah mempercepat waktu berbuka dalam rangka mengikuti contoh Rasulullah dan para sahabatnya sebagaimana yang dikatakan oleh Amr bin Maimun al-Audy bahwa sahabat-sahabat Muhammad adalah orang-orang yang paling cepat berbuka dan paling lambat sahurnya. (Diriwayatkan oleh Abdurrazaq dalam al-Musannaf nomor 7591 dengan sanad yang disahihkan Ibnu Hajar dalam Fath al-Bary 4/199).
Adapun manfaatnya adalah:
1. Mendapatkan kebaikan sebagaimana disebutkan dalam hadits yang diriwayatkan Sahl bin Sa'ad bahwa Rasulullah bersabda,
Manusia akan senantiasa dalam kebaikan selama mereka mempercepat buka puasanya. (Riwayat al-Bukhariy dan Muslim).
2. Merupakan sunnah Nabi .
3. Dalam rangka menyelisihi ahli kitab sebagaimana disebutkan dalam hadits Abu Hurairah bahwa Rasulullah bersabda,
Agama ini akan senantiasa menang selama manusia (kaum muslimin) mempercepat buka puasanya karena orang-orang Yahudi dan Kristen (Nashrani) mengakhirkannya. (Riwayat Abu Dawud dan Ibnu Hibban dengan sanad hasan).
Buka puasa dilakukan sebelum sholat maghrib karena itu merupakan akhlak para nabi. Sedangkan Rasulullah memotivasi kita untuk berbuka dengan kurma dan kalau tidak ada kurma, maka memakai air. Ini merupakan kesempurnaan kasih sayang dan perhatian beliau terhadap umatnya.
Makanan Yang Utama dalam Berbuka
Adalah Nabi beliau berbuka sebelum sholat dengan kurma basah dan apabila tidak menjumpainya, maka beliau berbuka dengan kurma kering, dan apabila tidak ada kurma kering, maka beliau meminum air (Hadits Hasan, HR. Abu Dawud dan Tirmidzi)
Adapun do'a ketika berbuka puasa adalah;
Berbuka puasa dilakukan pada waktu terbenam matahari dan telah lalu penjelasannya pada pembahasan waktu puasa. Untuk keterangan selengkapnya, silahkan di klik link ini :
Mempercepat Buka Puasa
Termasuk dalam sunnah puasa adalah mempercepat waktu berbuka dalam rangka mengikuti contoh Rasulullah dan para sahabatnya sebagaimana yang dikatakan oleh Amr bin Maimun al-Audy bahwa sahabat-sahabat Muhammad adalah orang-orang yang paling cepat berbuka dan paling lambat sahurnya. (Diriwayatkan oleh Abdurrazaq dalam al-Musannaf nomor 7591 dengan sanad yang disahihkan Ibnu Hajar dalam Fath al-Bary 4/199).
Adapun manfaatnya adalah:
1. Mendapatkan kebaikan sebagaimana disebutkan dalam hadits yang diriwayatkan Sahl bin Sa'ad bahwa Rasulullah bersabda,
Manusia akan senantiasa dalam kebaikan selama mereka mempercepat buka puasanya. (Riwayat al-Bukhariy dan Muslim).
2. Merupakan sunnah Nabi .
3. Dalam rangka menyelisihi ahli kitab sebagaimana disebutkan dalam hadits Abu Hurairah bahwa Rasulullah bersabda,
Agama ini akan senantiasa menang selama manusia (kaum muslimin) mempercepat buka puasanya karena orang-orang Yahudi dan Kristen (Nashrani) mengakhirkannya. (Riwayat Abu Dawud dan Ibnu Hibban dengan sanad hasan).
Buka puasa dilakukan sebelum sholat maghrib karena itu merupakan akhlak para nabi. Sedangkan Rasulullah memotivasi kita untuk berbuka dengan kurma dan kalau tidak ada kurma, maka memakai air. Ini merupakan kesempurnaan kasih sayang dan perhatian beliau terhadap umatnya.
Makanan Yang Utama dalam Berbuka
Adalah Nabi beliau berbuka sebelum sholat dengan kurma basah dan apabila tidak menjumpainya, maka beliau berbuka dengan kurma kering, dan apabila tidak ada kurma kering, maka beliau meminum air (Hadits Hasan, HR. Abu Dawud dan Tirmidzi)
Adapun do'a ketika berbuka puasa adalah;
ذهب الظمأ وابتلت العروق وثبت الأجر إن شاء الله
.Dzahabaz zhamaa-u wabtalatil ‘uruqu wa tsabatal ajru insyaa Allah.
'Rasa haus telah hilang, kerongkongan telah basah, semoga pahala didapatkan, Insya Allah' (HR. Abu Daud no.2357, Ad Daruquthni 2/401, dihasankan oleh Ibnu Hajar Al Asqalani di Hidayatur Ruwah, 2/232
Adapun doa yang tersebar dan populer di masyarakat dengan lafazh berikut:
Adapun doa yang tersebar dan populer di masyarakat dengan lafazh berikut:
اللهم لك صمت و بك امنت و على رزقك افطرت برحمتك يا ارحم الراحمين
Allahumma laka shumtu wa bika aamantu wa 'ala rizkika afthortu birohmatika yaa arhamar raahimiin
adalah hadits palsu, atau dengan kata lain, ini bukanlah hadits. Tidak terdapat di kitab hadits manapun. Sehingga kita tidak boleh meyakini doa ini sebagai hadits Nabi Shallallahu’alaihi Wasallam. Entah siapa orang yang membuat doa ini.
Memang ada hadits tentang doa berbuka puasa dengan lafazh yang mirip dengan doa tersebut, semisal:
adalah hadits palsu, atau dengan kata lain, ini bukanlah hadits. Tidak terdapat di kitab hadits manapun. Sehingga kita tidak boleh meyakini doa ini sebagai hadits Nabi Shallallahu’alaihi Wasallam. Entah siapa orang yang membuat doa ini.
Memang ada hadits tentang doa berbuka puasa dengan lafazh yang mirip dengan doa tersebut, semisal:
كان رسول الله صلى الله عليه وسلم إذا أفطر قال : اللهم لك صمت وعلى رزقك أفطرت فتقبل مني إنك أنت السميع العليم
“Biasanya Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam ketika berbuka membaca doa: Allahumma laka shumtu wa ‘alaa rizqika afthartu fataqabbal minni, innaka antas samii’ul ‘aliim”
Ibnu Hajar Al Asqalani berkata di Al Futuhat Ar Rabbaniyyah (4/341) : “Hadits ini gharib, dan sanadnya lemah sekali”. Hadits ini juga di-dhaif-kan oleh Al Albani di Dhaif Al Jami’ (4350). Atau doa-doa yang lafazh-nya semisal hadits ini semuanya berkisar antara hadits dha'if atau munkar.
Oleh karena itu, doa dengan lafazh ini dihukumi sama seperti ucapan orang biasa seperti saya dan anda. Sama kedudukannya seperti kita berdoa dengan kata-kata sendiri. Sehingga doa ini tidak boleh dipopulerkan apalagi dipatenkan sebagai doa berbuka puasa.
Perlu diingat juga bahwasannya doa berbuka puasa ini diucapkan setelah kita sudah memakan santapan buka. Jadi sebelum memakan santapan yang dihidangkan seperti biasanya kita mengucakapkan bismillah, kemudian berbuka dan barulah kita ucapkan doa tersebut. (Penjelasan Syaikh Abdullah Al Jibrin rahimahullah). Wallahu a’lam. Semoga ringakasan ini dapat bermanfaat bagi kaum Muslimin.
Ibnu Hajar Al Asqalani berkata di Al Futuhat Ar Rabbaniyyah (4/341) : “Hadits ini gharib, dan sanadnya lemah sekali”. Hadits ini juga di-dhaif-kan oleh Al Albani di Dhaif Al Jami’ (4350). Atau doa-doa yang lafazh-nya semisal hadits ini semuanya berkisar antara hadits dha'if atau munkar.
Oleh karena itu, doa dengan lafazh ini dihukumi sama seperti ucapan orang biasa seperti saya dan anda. Sama kedudukannya seperti kita berdoa dengan kata-kata sendiri. Sehingga doa ini tidak boleh dipopulerkan apalagi dipatenkan sebagai doa berbuka puasa.
Perlu diingat juga bahwasannya doa berbuka puasa ini diucapkan setelah kita sudah memakan santapan buka. Jadi sebelum memakan santapan yang dihidangkan seperti biasanya kita mengucakapkan bismillah, kemudian berbuka dan barulah kita ucapkan doa tersebut. (Penjelasan Syaikh Abdullah Al Jibrin rahimahullah). Wallahu a’lam. Semoga ringakasan ini dapat bermanfaat bagi kaum Muslimin.
---------------------------------------------------------------------
Keputusan Tarjih / Himpunan Putusan Tarjih Muhammadiyah, Kitab Shiyam, Sahur dan Buka.Gambar halaman buku di scan oleh: *Anwar Baru Belajar*