Minggu, 23 Oktober 2011

Fitnah Syaikh Idahram Untuk Menyudutkan Syaikh Muhammad bin Abdul Wahab

Silahkan dilihat buku 'Sejarah Berdarah Sekte Salafi Wahabi' , penulis Syaikh Idahram yang diterbitkan oleh Pustaka Pesantren, pada halaman. 110
Terlihat jelas Syaikh Idahram (baca :Syaikh Majhul) ingin menghubung-hubungkan aqidah Syaikh Muhammad bin Abdul Wahab dengan aqidah umat Nasrani. Tujuannya agar opini masyarakat terbentuk dan semakin membenci beliau, sebab mengadopsi aqidah dari umat non muslim. Padahal  Ibnu Bisyr dengan sangat jelas tidak ada mengatakan 'pemberkatan' dalam kalimat yang dikutip oleh Syaikh Idahram sendiri pada bukunya Unwan al Majd. Maka jelaslah bahwa Syaikh Idahram terlalu sangat berlebihan. Bisa jadi karena kedengkiannya yang amat sangat, sehingga tidak ada kebaikan sedikitpun yang dilakukan oleh Syaikh Muhammad bin Abdul Wahab di dalam benaknya. Dibawah ini hasil scan dari buku SBSSW tersebut:


Mengenal Kata 'Pemberkatan'

Kata 'Pemberkatan' sudah dikenal sejak zaman Perjanjian Baru, bahkan sejak masa Yesus sendiri.  Jadi sebenarnya kata pemberkatan terkait erat dengan agama Nasrani. Ini contohnya:

Markus 10
10:16. Lalu Ia memeluk anak-anak itu dan sambil meletakkan tangan-Nya atas mereka Ia memberkati mereka.


Menurut pemahaman umat Nasrani, arti dari “pemberkatan” (blessing): pernyataan, permohonan, atau pemberian restu serta rahmat ilahi yang biasanya disertai dengan tanda salib (dari “Kamus Teologi”). Tampaknya, ini satu tingkat di bawah "konsekrasi" (consecration), yang biasanya memang lebih ditujukan pada hal-hal yang terkait ibadah langsung.


Dan bukan hanya manusia, tetapi alat-alat kerja dan tempat-tempat yang digunakan untuk kegunaan bagi orang banyak pun bisa diberkati (rumah, kantor, kendaraan, tempat usaha). Pemberkatan semacam itu tidak lebih bagus atau lebih jelek ketimbang “pemberkatan manusia”.

“Memberkati sesuatu” dapat berarti “berdoa agar sesuatu/seseorang tersebut dipersembahkan kepada Tuhan (baca : Yesus) dan dapat berguna/berfungsi sesuai dengan yang dikehendaki oleh Tuhan”. Jadi, kita berharap agar orang atau sesuatu tersebut dipenuhi oleh rahmat/karunia Tuhan agar dapat berguna/berfungsi sesuai dengan yang dikehendaki oleh Tuhan.

Tentu saja, hal-hal yang lazim diberkati sangat tergantung pada daerah-daerah tertentu. Ini bisa berbeda dari satu budaya dengan budaya lain. Di budaya tertentu, pemberkatan rumah mungkin merupakan hal yang lazim, sementara di tempat lain, alat-alat kerja justru yang lebih lazim.

Intinya, semuanya harus tidak bertentangan dengan ajaran dan hukum Gereja.

Oh ya, setiap membuat tanda salib dan sebagainya (misalnya masuk ke gereja dan mengambil air suci serta membuat tanda salib), sebenarnya itu adalah "ritus pemberkatan". 

Wallahu a'lam
Anwar Baru Belajar