Rabu, 26 Oktober 2011

"Dan penuhilah janji, sesungguhnya janji itu pasti dimintai pertanggungjawabannya". (Qs. Al-Isra`: 34)

 Penulis: Al-Ustadz Abu Muhammad Abdul Mu’thi, Lc.

Janji memang ringan diucapkan namun berat untuk ditunaikan. Betapa banyak orangtua yang mudah mengobral janji kepada anaknya tapi tak pernah menunaikannya. Betapa banyak orang yang dengan entengnya berjanji untuk bertemu namun tak pernah menepatinya. Dan betapa banyak pula orang yang berhutang namun menyelisihi janjinya. Bahkan meminta udzur pun tidak. Padahal, Rasulullah telah banyak memberikan teladan dalam hal ini termasuk larangan keras menciderai janji dengan orang-orang kafir.

Minggu, 23 Oktober 2011

Fitnah Syaikh Idahram Untuk Menyudutkan Syaikh Muhammad bin Abdul Wahab

Silahkan dilihat buku 'Sejarah Berdarah Sekte Salafi Wahabi' , penulis Syaikh Idahram yang diterbitkan oleh Pustaka Pesantren, pada halaman. 110
Terlihat jelas Syaikh Idahram (baca :Syaikh Majhul) ingin menghubung-hubungkan aqidah Syaikh Muhammad bin Abdul Wahab dengan aqidah umat Nasrani. Tujuannya agar opini masyarakat terbentuk dan semakin membenci beliau, sebab mengadopsi aqidah dari umat non muslim. Padahal  Ibnu Bisyr dengan sangat jelas tidak ada mengatakan 'pemberkatan' dalam kalimat yang dikutip oleh Syaikh Idahram sendiri pada bukunya Unwan al Majd. Maka jelaslah bahwa Syaikh Idahram terlalu sangat berlebihan. Bisa jadi karena kedengkiannya yang amat sangat, sehingga tidak ada kebaikan sedikitpun yang dilakukan oleh Syaikh Muhammad bin Abdul Wahab di dalam benaknya. Dibawah ini hasil scan dari buku SBSSW tersebut:

Sabtu, 22 Oktober 2011

Pengertian Halal Bihalal dan Sejarahnya

Secara bahasa, halal bihalal adalah kata majemuk dalam bahasa Arab dan berarti halal dengan halal atau sama-sama halal. Tapi kata majemuk ini tidak dikenal dalam kamus-kamus bahasa Arab maupun pemakaian masyarakat Arab sehari-hari. Masyarakat Arab di Makkah dan Madinah justru biasa mendengar para jamaah haji Indonesia –dengan keterbatasan kemampuan bahasa Arab mereka- bertanya ‘halal?’ saat bertransaksi di pasar-pasar dan pusat perbelanjaan.

Selasa, 11 Oktober 2011

Buku Sejarah Berdarah Sekte Salafi Wahabi Menghina Hadits Rasulullah

Dalam  buku Sejarah Berdarah Sekte Salafi  Wahabi, halaman 195, pengarangnya mengatakan bahwa perkataan "Man tasyabbaha bi qaumin fa huwa minhum" (siapa yang mirip dengan suatu kaum maka dia termasuk kaum tersebut) adalah hanya pepatah Arab. Si pengarang berkomentar: Dalil yang sangat lemah dan rapuh seperti lemahnya sarang laba-laba. (dikutip dari buku "Sejarah Berdarah Sekte Salafi Wahabi", silahkan lihat scan halaman di bawah). Ini sangat jelas menghina hadits Rasulullah. Tapi tidak mengherankan karena memang buku tersebut penuh sarat dengan  fitnah dan kebohongan yang nyata.


Sabtu, 08 Oktober 2011

Ibnu Taimiyyah Menolak Fahaman Tajsim Dan Tasybih

Judul sebenar kitab yang dinisbahkan oleh Al-Ghari kepada Ibn Taimiyyah ialah Al-Aqidah Al-Wasitiyyah Wa Majlis Al-Munazarah Fiha Baina Syeikh Islam Ibn Taimiyyah Wa Ulama Asrih. Berdasarkan judul ini, dapat difahami secara mudah bahawa kitab itu sebenarnya bukan karya Ibn Taimiyyah, tetapi karya ulasan oleh ulama terkemudian. Karya Ibn Taimiyyah yang sebenar ialah Al-Aqidah Al-Wasitiyyah.
Demikian juga bagi kitab Mukhtasar As-Sawaiq Al-Mursalah, ia adalah ringkasan daripada karya asal Ibn Al-Qayyim yang berjudul As-Sawaiq Al-Mursalah Fi Ar-Rad Ala Al-Jahmiyyah Wa Al-Muattilah.

Allah Bersemayam Di Atas 'Arasy ( الرَّحْمَنُ عَلَى الْعَرْشِ اسْتَوَى )

Hadis daripada Mu'awiyah bin Al-Hakam As-Salami menceritakan ketika beliau hendak membebaskan (Jariah) hamba perempuannya, maka beliau bertanya kepada Rasulullah s.a.w. kemudian baginda (Nabi s.a.w) menyuruh agar hamba tersebut dipanggil lalu baginda bersabda:


أَيْنَ اللَّهُ قَالَتْ فِي السَّمَاءِ قَالَ مَنْ أَنَا قَالَتْ أَنْتَ رَسُولُ اللَّهِ قَالَ أَعْتِقْهَا فَإِنَّهَا مُؤْمِنَةٌ

Di manakah Allah? dia menjawab: Di Langit baginda bertanya lagi : Siapa aku? Jawab Jariah: Kamu Rasulullah. Lalu baginda berkata: merdekakan dia kerana dia adalah Mukminah.

Teguran Al Imam Ad-Dzahabi untuk Imam As-Subki Karena Celaannya kepada Ibnu Taimiyah

Al-Imam Ad-Dzahabi telah menulis sebuah surat teguran kepada (Taqiyuddin) As-subki kerana dia mencela Ibnu Taimiyah. Kemudian dia menjawab surat tersebut dengan puji-pujian kepada Ibnu Taimiyah.

Kejadian ini terakam dalam kitab Durarul Kaminah karya Ibnu Hajar ketika membahas Biografi Ibnu Taimiyah, Raddul Waafir ketika Membahas tentang Pujian Assubki dan juga dalam Dzail Alat-thbaqatul Hanabilah Oleh Ibnu Rajab Al-Hanbali dengan riwayat yang serupa.

Jumat, 07 Oktober 2011

KEPUTUSAN FATWA MAJELIS ULAMA INDONEISA Nomor 3 Tahun 2004 Tentang TERORISME

KEPUTUSAN FATWA MAJELIS ULAMA INDONEISA
Nomor 3 Tahun 2004
Tentang 
TERORISME

Majelis Ulama Indonesia setelah
MENIMBANG :
1. bahwa tindakan terorisme dengan berbagai bentuknya yang terjadi akhir-akhir ini di beberapa negara, termasuk Indonesia, telah menim-bulkan kerugian harta dan jiwa serta rasa tidak aman di kalangan masyarakat;

2. bahwa terhadap tindakan terorisme terjadi bebe-rapa persepsi: sebagian mengang-gapnya sebagai ajaran agama Islam, dan karena itu, ajaran agama Islam dan umat Islam harus diwaspadai; sedang sebagian yang lain menganggapnya sebagai jihad yang diajarkan oleh Islam; dan karenanya harus dilaksanakan walaupun harus dengan menanggung resiko terhadap harta dan jiwa sendiri maupun orang lain;

Selasa, 04 Oktober 2011