Kamis, 23 Desember 2010

Apa Kata Imam Syafi'i Mengenai Masalah Mengucapkan NIAT dalam Kitabnya AL UMM

Al Umm Kitab Yang Ditulis oleh Imam Syafi'i radhiyallahu 'anhu.



Bab. Niat Pada Shalat

فقال لنبيه صلى الله عليه وسلم " ومن الليل فتهجد به نافلة لك " ثم أبان ذلك رسول الله صلى الله عليه وسلم فكان بينا والله تعالى أعلم إذا كان من الصلاة نافلة وفرض وكان الفرض منها مؤقتا أن لا تجزى عنه صلاة إلا بأن ينويها مصليا (قال الشافعي) وكان على المصلى في كل صلاة واجبة أن يصليها متطهرا وبعد الوقت ومستقبلا للقبلة وينويها بعينها ويكبر فان ترك واحدة من هذه الخصال لم تجزه صلاتة (قال الشافعي) والنية لا تقوم مقام التكبير ولا تجزيه النية إلا أن تكون مع التكبير لا تتقدم التكبير ولا تكون بعده فلو قام إلى الصلاة بنية ثم عزبت عليه النية بنسيان أو غيره ثم كبر وصلى لم تجزه هذه الصلاة وكذلك لو نوى صلاة بعينها ثم عزبت عنه نية الصلاة التى قال لها بعينها وثبتت نيته على أداء صلاة عليه

Mengucapkan Ushally Sunnatan Hadiyatan pada SHALAT HADIAH Tidak Mengena Sasaran dan Tidak Diperkenankan

Kedengarannya aneh, kok ada "shalat hadiah". Yang ada, ya shalat lima waktu, atau shalat-shalat sunnah seperti Dhuha, Tasbih, Witir, Hajat, Tahajjud, dan Istikharah. Istilah "shalat hadiah" ini dicari di kitab manapun tidak akan ditemui. Jadi, jika orang berniat : Ushally sunnatan hadiyatan, ini jelas tidak mengena sasaran dan tidak diperkenankan. Sebab yang dimaksud adalah shalat yang pahalanya dihadiahkan kepada si mayit yang telah meninggal. Niatnya adalah melakukan shalat sunnah muthlak, yakni: Ushally sunnatan rak'ataini lillahi ta 'ala.

Kamis, 16 Desember 2010

Saling Berjabat Tangan Setelah Shalat Sebenarnya Tidak Ada Dalilnya

Berjabatan tangan atau mushafahah memang dianjurkan dalam Islam. Hukumnya sunnah. Berjabat tangan dapat dilakukan kepada orang yang sudah kita kenal maupun yang belum kita kenal. Sama dengan salam, dapat disampaikan kepada yang sudah dikenal maupun yang belum. Tidak masalah, yang penting punya prediksi bahwa orang itu Islam. Dan, berjabat tangan dapat dilakukan di mana saja, misalnya di kantor, di pasar, di sawah, di pantai, di mushala, atau masjid. Bahkan, saking semangatnya ada sebagian santri yang bertemu dengan kawan di halaman masjid, lalu ia berjabat tangan, malah ada yang minta telapak tangan depan dan belakang. Setelah shalat fardhu berlangsung, ia berjabat tangan lagi kanan-kiri dengan kawan baru lagi. Juga, setelah shalat ba'diyah, ia berjabat tangan kanan-kiri sebagai tanda berpisah.


Mengumandangkan Adzan Ketika Jenazah Dikuburkan Bukanlah Perintah Agama

Tidak disunnah-kan adzan ketika jenazah dikuburkan. Namun, ada pendapat ketika jenazah dikuburkan itu bersamaan dengan adzan yang dikumandangkan, maka jenazah diringankan dari pertanyaan di alam kubur.

Sebagaimana dalam Kitab Ianatut Thalibin 1/230


وَاعْلَمْ أَنَّهُ لاَ يُسَنُّ الأَذَان عِنْدَ دُخُولِ القَبْرِ، خِلاَفًا لِمَنْ قَالَ بِنِسْبَتِهِ قِيَاسًا لِخُرُوجِهِ مِنَ الدُنْيَا عَلَى دُخُولِهِ فِيْهَا. قَالَ إبنُ حَجَرٍ: وَرَدَدْتُهُ فِى شَرْحِ العُبَابِ، لَكِنْ إِذَا وَافَقَ إِنْزَالُهُ القَبْرَ أَذَانٌ خَفَّفَ عَنْهُ فِى السُّؤَالِ. إِعَانَةُ الطَّالِبِيْن جُزْ 1ص 230

Selasa, 14 Desember 2010

BANTAHAN MENGUMANDANGKAN ADZAN BERANGKAT HAJI

Soal :
Sementara di masyarakat kita mengumandangkan adzan untuk orang yang akan pergi menunaikan ibadah haji. Amalan ini berdasarkan keterangan dalam kitab "Ianatuth Thalibin", Juz 1, halaman 230 yang berbunyi :

قوله خلف المسافر—أي ويسنّ الأذان والإقامة أيضا خلف المسافر لورود حديث صحيخ فيه قال أبو يعلى في مسنده وابن أبي شيبه: أقول وينبغي أنّ محل ذالك مالم يكن سفر معصية

Artinya : Dan juga disunnahkan adzan dan qamat mengiringi orang yang akan bepergian, karena adanya hadits tentang ini.